Minggu, 02 Januari 2011

Tuhan, selamat malam..

Di tengah keegoisanku, kali ini aku menghadap

Aku ingin kita berbincang sejenak

Ah, seharusnya aku tahu bahwa Kau seharusnya aku ajak bicara setiap saat

Tidak hanya di kala aku sedang bodoh seperti ini..

Terkadang manusia begitu angkuhnya

Merasa paling kuat dari beringin tua sekalipun

Merasa tak akan lapuk dengan zaman

Merasa kokoh dan maha ..

Maka izinkanlah malam ini aku menangis..

Menangis di tengah keterpurukanku..

Menangisi kebodohanku yang tak kunjung habis sumbunya

Menangisi ketegaranku yang luruh..

Menangisi keputusanku yang salah..

Menangisi ketidakberdayaanku..

Maka malam ini izinkanlah aku menangis..

Menangisi bahwa benar aku bukan yang sempurna..

Menangisi karena aku tak tahan lagi menyimpan getir dalam senyum..

Menangisi karena tak ada lagi yang bisa aku singgahi..

Menangisi bahwa ke tempat aku harus berlari pun, aku tak temukan jiwa..

Menangisi ketersesatan yang tak berakhir..

Menangisi semua hampa kosong..

Menangisi karena tak ada seutas tali pun yang bisa diraih dan dipegang ujungnya..

Menangisi penyesalan penyesalan kosong..

Menangisi berada di jalan yang salah dan tak bisa berbalik..

Menangisi karena tak tahu lagi harus berlari kemana untuk sembunyi dan mengambil nafas..

Menangisi bahwa usahaku untuk mempertahankan apa yang aku pikir baik adalah sia sia..

Bahwa dengan sekuat jiwa ragaku aku tak mampu mendaulat apapun untuk bisa menjadi pelita..

Tuhan, sibukkah Kau malam ini?

Ah lagi-lagi aku menganggapMu jauh dariku..

Bencikah Kau padaku Tuhan?

Ah terserah jawabMu.. aku toh tak bisa mengubah ketetapanMu..

Kuharap Kau sedikit beri aku dispensasi untuk bisa memberiku sayangMu lagi..

Boleh aku minta sesuatu?

Malam ini dan seterusnya beradalah di sampingku, berjanjilah tidak lagi pergi..

Jangan beri aku mimpi apapun..

Aku hanya ingin kita berdua saja..

Tidak ada komentar: